Oleh : dr. Abdul Indrajaya, Sp.N
Dokter Spesialis Saraf RS Murni Teguh Ciledug
Stroke terjadi ketika pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke otak tersumbat atau pecah (ruptur) oleh gumpalan. Terdapat beberapa faktor resiko stroke. Simak artikel berikut untuk mengetahui lebih lanjut mengenai stroke.
Otak adalah organ yang sangat kompleks yang mengontrol berbagai fungsi tubuh. Jika aliran darah tidak dapat mencapai daerah yang mengontrol fungsi tubuh tertentu, bagian tubuh tersebut tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya. Salah satu bentuk penyakit yang menghambat aliran darah adalah stroke.
Stroke terjadi ketika pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke otak tersumbat atau pecah (ruptur) oleh gumpalan. Ketika hal itu terjadi, bagian otak tidak bisa mendapatkan darah dan oksigen yang dibutuhkannya, sehingga sel-sel otak mati.
Stroke merupakan penyebab tertinggi dari 10 penyebab kematian di Indonesia. Dampak dari stroke sendiri bergantung pada beberapa faktor di antaranya lokasi obstruksi dan luas jaringan otak yang terkena. Sekitar 80% kasus stroke dapat dicegah.
Stroke terbagi menjadi 2 :
1. Stroke Iskemik (stroke sumbatan)
Stroke ini merupakan jenis yang paling sering terjadi, contohnya :
- stroke emboli : bekuan darah atau plak yang terbentuk di dalam pembuluh arteri besar yang terangkut menuju otak
- stroke trombotik : bekuan darah atau plak yang terbentuk di dalam pembuluh arteri yang mensuplai darah ke otak
2. Stroke hemoragik (stroke berdarah)
Stroke ini disebabkan oleh aneurisma dan malformasi arteriovenosa, contohnya :
- perdarahan intraserebral : pecahnya pembuluh darah yang menyebabkan darah masuk ke dalam jaringan yang menyebabkan sel-sel otak mati sehingga berdampak kerja otak jadi berhenti.
- perdarahan subarachnoid : pecahnya pembuluh darah yang berdekatan dengan permukaan otak dan darah bocor di antara otak dan tulang tengkorak.
Faktor risiko stroke dibagi menjadi dua, yakni :
1. Faktor risiko yang dapat diubah :
- hipertensi
- diabetes melitus
- obesitas
- dislipidemia
- fibrilasi atrium
- stenosis arteri karotis
- hiperfibrinogenemia
- sickle cell anemia
- penyakit jantung lainnya
- kurangnya aktivitas fisik
- penyalahgunaan obat
- stres mental fisik
- kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol
2. Faktor risiko yang tidak dapat diubah :
- umur (berumur di atas 55 tahun)
- jenis kelamin
- ras tertentu
- riwayat keluarga stroke
Penderita stroke pada sering menunjukkan gejala pada tubuhnya. Gejala yang umum terjadi di antaranya :
1. baal/ mati rasa atau kelemahan wajah, lengan, atau kaki, terutama di satu sisi tubuh
2. kebingungan, kesulitan berbicara, atau memahami ucapan
3. gangguan penglihatan pada satu atau kedua mata
4. gangguan berjalan, pusing, kehilangan keseimbangan atau koordinasi
5. sakit kepala parah tanpa diketahui penyebabnya
Jika stroke terjadi di sisi kiri otak, maka sisi kanan tubuh yang akan terpengaruhi. Gejala yang mungkin timbul adalah :
- kelumpuhan pada sisi kanan tubuh
- masalah bicara/bahasa
- gaya perilaku yang lambat dan hati-hati
- kehilangan memori
Jika stroke terjadi di sisi kanan otak, maka sisi kiri tubuh yang akan terpengaruhi. Gejala yang mungkin timbul adalah :
- kelumpuhan pada sisi kiri tubuh
- gangguan penglihatan
- gaya perilaku yang cepat dan ingin tahu
- kehilangan memori
Sumber :
1. https://www.stroke.org/en/about-stroke
2. http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/stroke/apa-saja-faktor-risiko-stroke-yang-tidak-bisa-diubah
3. http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/stroke/faktor-risiko-stroke-yang-dapat-diubah