Apa itu kejang demam? Seseorang yang mengalami kejang demam gejalanya berupa demam yang lebih tinggi dari 38 derajat Celcius serta adanya sentakan lengan maupun kaki. Simak artikel berikut untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kejang demam.
Gambaran
Kejang demam adalah kejang pada anak anak yang bisa disebabkan oleh demam. Terjadinya demam bisa dikaitkan karena adanya infeksi. Kejang demam terjadi pada anak-anak yang memiliki perkembangan normal dan belum pernah mengalami gejala neurologis sebelumnya.
Kejang demam biasanya tidak berbahaya, hanya berlangsung selama beberapa menit, dan sepenuhnya sembuh setelah kejang selesai. Hubungi dokter agar anak Anda dievaluasi sesegera mungkin setelah mengalami kejang demam.
Gejala
Biasanya, seorang anak yang mengalami kejang demam akan ada sentakan pada seluruh tubuh dan kehilangan kesadaran.
Seorang anak yang mengalami kejang demam dapat:
- Mengalami demam lebih tinggi dari 100,4 0F(38 0 C)
- Kehilangan kesadaran dan mungkin membasahi atau mengotori dirinya sendiri
- Sentakan lengan dan kaki
- Lengan dan kaki menjadi kaku
Kapan harus ke dokter?
Buat janji dengan dokter spesialis anak sesegera mungkin setelah kejang demam pertama, meskipun hanya berlangsung beberapa detik. Panggil ambulans untuk membawa anak Anda ke instalasi gawat darurat jika kejang berlangsung lebih dari lima menit. Kemungkinan dokter tidak akan melihat kejadian kejang sehingga Anda perlu mencatat mengenai:
- Berapa lama kejang terjadi
- Apa yang terjadi seperti badan kaku, wajah, lengan dan kaki berkedut dan hilang kesadaran
- Jika anak pulih dalam satu jam
- Jika anak pernah mengalami kejang sebelumnya
Penyebab
Penyebab dari kejang demam ini tidak diketahui, meskipun awalnya dimulai dari demam dengan temperatur tinggi. Ada kemungkinan kalau ada hubungan genetik dengan kejang demam, dan risiko memiliki kejang demam lebih tinggi jika memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ini. Kebanyakan kasus, anak dengan suhu tubuh tinggi disebabkan oleh infeksi.
Infeksi
Demam yang memicu kejang demam biasanya disebabkan oleh infeksi virus, dan lebih jarang oleh infeksi bakteri. Virus flu (influenza) dan virus yang menyebabkan roseola, yang sering disertai demam tinggi, tampaknya paling sering dikaitkan dengan kejang demam.
Faktor risiko
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko mengalami kejang demam, seperti:
- Usia muda. Sebagian besar kejang demam terjadi pada anak-anak antara usia 6 bulan dan 5 tahun, dengan risiko terbesar antara usia 12 dan 18 bulan.
- Riwayat keluarga . Beberapa anak mewarisi kecenderungan keluarga untuk mengalami kejang disertai demam. Selain itu, para peneliti telah menghubungkan beberapa gen dengan kerentanan terhadap kejang demam.
Komplikasi
Kejang demam mempunyaki hubungan dengan risiko lebih tinggi dengan epilepsi. Banyak orang tua yang khawatir jika kemungkinan anak dengan kejang demam akan mengembangkan epilepsy ketika usia bertambah.
Anak dengan riwayat kejang demam memiliki riwayat kejang demam dengan peningkatan risiko epilepsy, namun perlu diingat risikonya tinggi. Kebanyakan kejang demam tidak menghasilkan efek yang bertahan lama. Kejang demam sederhana tidak menyebabkan kerusakan otak, penurunan intelektual atau ketidakmampuan belajar, dan itu tidak berarti anak Anda memiliki gangguan mendasar yang lebih serius.
Kejang demam berulang
Komplikasi yang paling umum adalah kemungkinan kejang demam berulang. Risiko kekambuhan lebih tinggi jika:
- Kejang pertama disebabkan oleh demam ringan.
- Kejang demam adalah tanda pertama penyakit.
- Riwayat keluarga memiliki riwayat kejang demam.
- Anak mengalami kejang pertama sebelum usia 18 bulan.
Sumber
Febrile Seizures. Mayo Clinic. 2021
Febrile Seizures. NHS. 2019